Kamis, 08 Desember 2011

ANTRI

Seperti biasa setiap pagi kira-kira jam 05.00, aku jalan-jalan pagi disekitar perumahan yang aku tinggali. suatu pagi waktu jalan-jalan aku melihat bebek yang berbaris dengan rapi di pematang sawah digiring oleh yang punya. Pada saat melintasi jalan raya kecepatan bebek tambah kenceng karena ada mobil yang mau lewat. sopir mobil sabar menunggu sementara bebek-bebek dengan rapi tanpa ada yang tumbukkan lari dengan tertip. Kejadian ini bertolak belakang dengan kejadian yang sering kita lihat di televisi, kita baca dikoran atau kita dengar diradio.Kejadian antri pembagian sembako yang menimbulkan orang meninggal, pembagian daging kurban dan zakat fitrah yang juga menimbulkan kurban dan juga penonton sepak bola diajang SEA GAMES yang menelan kurban. Kejadian ini mungkin masih dimaklumi walaupun tidak bisa dibenarkan, karena yang antri rata-rata orang kecil dan tidak perpikir panjang tentang resiko antri. Korban SEA GAMES tidak mungkin yang mempunyai tiket VIP Tapi yang tidak bisa dimaklumi adalah orang-orang yang antri mau membeli Black Berry karena dapat diskon, konon yang menggunakkan Black Berry adalah orang menengah ke atas. Mengapa ya orang Indonesia sulit untuk antri??? Mari kita budayakan untuk antri.

MENGELUH

Suatu hari ada siswa yang ingin mencari guru. Karena sang guru yang mau dicari ada di ruang perpustakaan yang terdapat dilantai dua maka siswa tersebut menaiki tangga menuju ke lantai dua. Entah apa yang terjadi siswa tersebut kesandung tangga dan jatuh, keningnya terbentur pinggir tangga, dan cuur darah segar mengalir dari keningnya. Dengan reflek siswa tersebut menutupi lukanya dengan tangan kirinya. Dan tanpa mengeluh siswa tersebut tetap naik ke lantai dua untuk menghadap sang guru. Sesampainya di ruang perpustakaan dan ketemu sang guru, guru mulai curiga ada apa siswa ini kok tangan kirinya menutupi kening dan di pipinya terdapat bercak darah. Kamu itu kenapa, siswa tadi menjawab tidak apa-apa pak, ditanya sekali lagi dan juga dijawab tidak apa-apa. Kemudian sang guru minta untuk tangan kirinya dilepas dari keninngnya, apa yang terjadi cuur darah segar mengalir dari keningnya, lalu sang guru ikut mendekap lukanya dan dibantu guru dan siswa lainnya untuk membersihkan lukanya kemudian dituntun ke UGD rumah sakit, yang kebetulan terdapat diseberang jalan depan sekolah. Siswa ini tanpa mengeluh walupun di UGD rumah sakit lukanya dijahit. Beberapa guru dan siswa menjenguk dan selalu bertanya bagaimana keadaanMu dan selalu dijawab tidak apa-apa. Hebat memang siswa ini tanpa mengeluh satu katapun dengan luka yang dialami. Kejadian ini berbeda 180 derajat dengan kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari saya sebagai guru mendengar keluhan. Baik dari kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa. Kepala sekolah mengeluh guru susah diajak kerja sama,pekerjaan semua ditumpukan kepada kepala sekolah, murid-murid tidak disiplin. Sedang guru mengeluh kepala sekolah yang begini- begitu, murid yang bandel, tidak sumbut, jika ulangan nilainya jelek. Karyawan mengeluh banyak pekerjaan, guru sering pulang sebelum jam 14.00 tetapi karyawan harus jam 14.00 padahal gaji guru lebih besar dari gaji karyawan. Apalagi murid yang paling banyak mengeluhnya, terlalu disiplinlah, terlalu banyak ulanganlah, gurunya killerlah kepala sekolah galak dan lain-lain. Memang kebiasaan mengeluh bukan hanya terjadi di lingkungan sekolah, dimasyarakatpun banyak yang mengeluh. Seorang pemuda mengeluh karena sulitnya minta ampun mencari pekerjaan. yang sudah bekerja juga mengeluh karena pekerjaannya tidak kunjung kelar. seorang ibu rumah tangga mengeluh karena harga-harga kebutuhan rumah tangga pada naik bahkan ada yang ganti harga ( untuk mengatakan harga barang yang naik sangat tinggi), banyak juga karyawan yang mengeluh karena gajinya tidak naik-naik. Bahkan Presidenpun pernah mengeluh gajinya juga tidak kunjung naik. Mengeluh, Apakah dengan mengeluh hati dan pikiran kita jadi lega ???..... Apakah dengan mengeluh semua yang dikeluhkan akan beres????.... Apakah dengan mengeluh orang akan membantu kita???? ... Jawabnya : TIDAK, TIDAK DAN TIDAK. Apakah dengan mengeluh malah ada yang mencemooh kita??? Apakah dengan mengeluh malah membuat kita tambah stres??? MUNGKIN JAWABNYA YA. Ada pepatah: MENGELUH HANYA MENAMBAH PENDERITAAN

Kamis, 24 November 2011

PRESIDEN MANTU

Pada Hari kamis tanggal 24 November 2011 adalah hari bahagia bagi keluarga presiden SBY dan keluarga Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Bersatu jilid II, Hatta Rajasa. Karena pada hari ini kedua keluarga sedang menikahkan anaknya Edie Baskoro Yudoyono ( Ibas) dengan Siti Rubi Aliya Rajasa (Aliya)di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Berita ini sangat populer di kalangan media, baik media cetak maupun elektonik. Hampir semua media meliputnya. Ada media yang meliput dan memberi judul pernikahan koalisi, mungkin yang dimaksud adalah pernikahan antara anak ketua pembina partai Demokrat dengan anak ketua umum Partai Amanat Nasional(PAN). Tetapi ada politikus dari PAN yang membantah bahwa pernikahan itu berbau politik.Pernikahan Ibas dan Aliya ini murni berdasarkan cinta bukan politik. Perwakilan Panitia pernikahan Sudi Silalahi menyebutkan bahwa beaya semua ditanggung keluarga kedua mempelai dan tidak sepeserpun menggunakan uang negara. Tetapi ada pertanyaan dari seorang warga negara, bukankah tempat pernikahan di Istana Cipanas?, bukankah Istana Cipanas milik negara?, apa mungkin ya bapak SBY dan bapak Hatta Rajasa menyewa Istana? Menurut Ramadhan Pohan bahwa pernikahan diadakan dengan sederhana karena hidanganya berupa makanan tradisional misalnya tahu, tempe, urap dan sate. Walaupun ada pendapat yang menyatakan ya jelas tidak serderhana.Saking besarnya acara ini bahkan rapat di DPR yang membicarakan nasib rakyat ditunda. Ironisnya sekolah di Cipanas diliburkan untuk menghormati acara pernikahan ini, bukankah pendidikan sangat penting untuk anak bangsa ini? Mengapa pendidikan dikalahkan dengan pernikahan?. Ada sekolah yang tidak diliburkan tetapi anak-anak sekolahnya harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah karena angkutan jalurnya dialihkan. Para sopir angkutjuga mengeluh karena jalurnya dialihkan maka pendapatanya berkurang padahal harus membayar setoran angkutan dan memberi makan anak dan isterinya.Apakah ya mungkin anak dan istri sopir angkot suruh puasa karena ada pernikahan putra presiden dan menteri?

Rabu, 16 November 2011

PALSU

Ada seorang kyai kondang yang menyatakan bahwa mubaligh yang asli dan yang palsu kadang honornya lebih besar yang palsu. Memang banyak yang demikian terjadi. Coba rumput asli dan yang palsu yang biasa digunakan pada lapangan sepak bola pasti mahal yang palsu. makanya banyak siswa pada ajang SEA Games yang diadakan di Jakarta dan palembang lebih memilih suporter palsu dari pada suporter beneran.Suporter palsu (bayaran) memang dibayar oleh negara yang menyewanya, tetapi suporter asli malah membayar. Mungkin suporter Asli Hanya satu alasan menjadi suporter yaitu rasa Nasionalisme. Memang sangat ironis pemerintah meliburkan siswa hanya untuk menjadi suporter palsu, Padahal kondisi pendidikan kita saat ini masih memprihatinkan. Tetapi yakinlah asli tetap asli dan tidak akan berubah seperti emas asli yang selalu dicari orang.

Kamis, 06 Oktober 2011

Bapak dan Simbok

Aku anak kelima dari lima bersaudara, dilahirkan di sebuah dusun nun jauh disana. Di Klaten, tepatnya Klaten kemringet, perbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan dekat dengan Kabupaten Wonogiri. Bahkan temanku dari kota Semarang waktu datang ke rumahku, sempat tanya " iki ya masih Indonesia?" Jawabku ya jelas masih, sini wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Irak, jawabku ngawur saja.
Ini menunjukkan bahwa tempat asalku dari sebuah desa yang jauh dari kota dan kehidupan keluargaku sangat kekurangan.Bapakku Petani gurem yang hanya punya 3 petak sawah, itupun sering digadaikan untuk membiayai sekolah anaknya. Simbokku seorang pembuat dan sekaligus menjual tempe.
Aku sangat ingat betul masa kecilku bersama keluarga, karena aku anak yang paling kecil (ragil begitu panggilanku dirumah), aku hidup dimanjakan dibanding dengan saudara-saudaraku (manja dalam kekurangan). Jika ada pembagian makanan misalnya, aku selalu diberi lebih oleh mbokku (begitu aku menyebut ibuku). Ada kejadian yang tidak dapat saya lupakan setiap datang musim kemarau atau awal musim penghujan, Persediaan beras menipis, (sangat ironis petani kok tidak punya beras,tetapi itu kenyataan) keluargaku selalu mengganti nasi dengan tiwul. Tetapi mbokku selalu menyisihkan sedikit beras untukku, Mbokku selalu menanak sedikit nasi dan tiwul, lha jatah saya dipiring bagian bawah diberi nasi dan atasnya diberi tiwul,sedang kakak-kakaku tiwul semua (waktu itu makan dijatah 1 piring).
Bapak simbokku bekerja membanting tulang untuk kelima anaknya, memang yang paling berat untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Kenyataannya anak-anaknya sekarang sudah berkeluarga semua dan hidupnya lebih layak,walaupun tidak kaya. Itulah perjuangan bapak simbokku untuk anak-anaknya.
Sekarang bapak simbokku sudah tua renta, bapak berumur 80 tahun dan simbok berumur 73 tahun. Bapak pendengarannya sudah terganggu dan simbok yang terganggu penglihatannya. Bapak dan simbok hidup berdua dirumah yang dulu kita tingaali bersama. Hanya kadang kita berkumpul di rumah itu, waktu lebaran atau natal. Kalau berkumpul anak dan cucunya berjumlah 21, bapak simbokku merasa bahagia walaupun dengan pendengaran dan penglihatan berkurang. Aku sebagai anaknya meras trenyuh melihat itu semua. Bapak dan simbok tidak mengeluh bahkan selalu bersyukur walaupun dalam keadaan seperti itu. Apa yang dapat kulakukan untuk Bapak Simbokku??

Rabu, 07 September 2011

INSTAN

Apa yang tidak dapat dilakukan dengan cepat pada saat ini? hampir semua bisa dicapai dengan instan. Makanan instan ada dimana-mana, murah lagi. Bimbingan belajar menawarkan cara cepat dari membaca cepat, menghadapi tes maupun ujian dengan memberi garansi uang kembali jika target tidak tercapai. Mengurus surat-surat di kantor pemerintahan juga bisa dibuat cepat. Saya punya pengalaman sewaktu mau memperpanjang SIM, saya menghadap petugas yang memakai seragam dan petugas itu menawari mau naik kereta ekonomi atau ekspres pak?? " Maksudnya apa pak " jawab saya pura-pura bloon (padahal wajahnya ya bloon betul). Kalau ekonomi lama tetapi kalau ekspres cepat tetapi tahu sendiri ongkosnya berbeda, jawab petugas tadi.

Dari hal itulah saya berpikir bahwa sekarang banyak hal yang dilakukan secara instan, tetapi untuk menjadi ahli harus melalui proses. Proses kehidupan inilah yang akhirnya membentuk karakter kita sehingga makin hari hidup kita makin sempurna.

Sabtu, 06 Agustus 2011

BEDA

Pada saat aku masuk akan mengajar disuatu kelas, kok kelasnya agak gelap, pikirku, ternyata gorden jendela masih ditutup. Karena saya merasa gelap padahal diluar terik matahari sangat terang, maka saya minta gorden jendela di buka, "jangan pak!!!" jawaban serempak hampir semua siswa berteriak. Saya penasaran sebetulnya ada apa tho???
Akhirnya saya putuskan untuk menyibak sedikit gorden jendela supaya bisa melihat keluar, setelah gorden saya sibak sedikit dan melihat keluar, ada salah satu siswa yang berteriak, " Pak guru porno", setelah saya melihat sebentar keluar kelas gorden saya tutup kembali. OOO itu yang dianggap porno oleh anak-anak, ternyata diluar ada jemuran pakaian dan maaf ada juga pakaian dalam.
Sebenarnya bagi saya melihat seperti itu sudah biasa karena saya tinggal di perumahan yang tipenya kecil-kecil sehingga tiap hari kalau menjemur pakaian di pinggir gang depan rumah.
Saya baru sadar ternyata sesuatu yang sama dapat dimaknai lain oleh orang yang berbeda.
Kita memang diciptakan Tuhan berbeda adanya, tetapi dengan berbeda kita akan hidup serasi, bagai gelas dan tutupnya.

IRIT atau PELIT

Ada teman yang mengatakan irit dengan pelit itu berdekatan atau batasnya tipis, orang yang irit cenderung pelit. Menurut saya irit lebih pada diri sendiri, sedangkan pelit berhubungan dengan orang lain.
Hidup irit boleh dikatakan hidup sederhana, bersahaja, tidak berlebihan. Misalnya kita pergi kekantor dapat ditempuh dengan jalan kaki dan tidakk ada halangan yang berarti maka tidak usah pakai mobil walaupun kita punya. Kita masih bisa mengguanakan kertas yang sebaliknya kosong maka kertas tersebut jangan dibuang.
Kalau pelit, misalnya ada pengemis yang membutuhkan dan minta kepada kita, kita jawab tidak punya padahal punya.
Kalau orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah baru dan berpura-pura jadi orang miskin padahal kaya, pelit itu namanya. Jika uang sekolah anaknya naik, misalnya 10 ribu rupiah per bulan padahal ini sudah sesuai dengan kebutuhan di sekolah, orang tua protes. Sementara orang tua untuk membeli rokok meningkat 50 ribu per bulan, bisa beli atau orang tua males nganter anaknya ke sekolah dan disuruh naik becak pulang pergi 8 ribu rupiah per hari, juga bisa bayar, orang ini juga pelit.
Bisa saja kita hidup irit tapi tidak pelit.

Bahasa Jawa

Pada tanggal 6 Juni 2011 saya mendapat tugas mengawasi ulangan kenaikan kelas (UKK) kelas VII dan VIII mata pelajaran bahasa Jawa. Mata pelajaran bahasa Jawa yang merupakan muatan lokal propinsi Jawa Tengah dirasakan cukup berat oleh sebagian siswa, maklum saja anak-anak ini berasal dari luar Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta yang pada waktu sekolah di SD tidak ada bahasa Jawa.
Sebagian besar dari anak diluar Jawa Tengah dan DIY ini ogah-ogahan, males dan tidak punya semangat. Bahkan ada yang waktunya baru berjalan 15 menit dari 90 menit yang disediakan sudah tidur-tiduran. Tetapi ada satu siswi yang mungkin berasal dari daerah Indonesia timur ( dilihat dari kulit dan rambutnya) saya lihat berusaha dengan keras sampai waktunya kurang dari 10 menit menjelang 90 menit.
Saya mendekati siswa tersebut dan saya coba lihat hasil pekerjaannya dan juga saya lihat soalnya ternyata jawabannya banyak yang benar, menurut saya ( saya bukan guru bahasa Jawa, tetapi saya orang Jawa dan keseharian berbahasa Jawa )
Setelah bel tanda waktu mengerjakan habis saya tanya kepada siswi tersebut, bisa tidak mbak?? jawabnya : "yang penting berusaha pak", masalah hasil dipikirkan belakangan. Sungguh jawaban yang hebat, pikirku. Bukankah dalam hidup ini yang penting berusaha??. Masalah hasil, memang harapanya baik, tetapi kalau hasilnya tidak baik itu sebagai pengalaman dan kita harus mawas diri serta berusaha lagi.
Sebagai manusia sebaiknya kita berusaha dan mempunyai harapan, tetapi hasil apapun patut kita syukuri dan diambil hikmahnya dan selalu pasrah pada Tuhan.

Kamis, 21 Juli 2011

Kini dan Disini

Banyak siswa yang tidak tahu waktu dan tempat untuk berbuat apa. Banyak siswa yang sedang apel pagi malah belajar sebaliknya jika diberi kesempatan belajar mandiri baik di dalam atau di luar kelas malah tidak belajar (ada yang cerita bahkan mainan ). Kejadian seperti ini selalu diingatkan oleh guru tetapi juga selalu diulangi.
Jika waktu kapan dan tempat dimana harus melakukan apa tidak diperhatikan maka akan menjadi orang sibuk yang tidak habis-habis berkegiatan dan akhirnya stresss.
Menjadi orang yang tidak merencanakan kegiatan dengan waktu dan tempatnya hanya akan selalu melakukan hal-hal yang mendadak. Padahal ada pepatah "Hanya orang gila yang bekerja tanpa rencana".
Sebaiknya siswa diajari merencana kegiatan seperti yang dituliskan oleh Stephen R. Covey Dalam bukunya " Seven Habbit " yang mengatakan kita bekerja dikuadran III, merencanakan yang penting tetapi tidak mendadak.

Jumat, 17 Juni 2011

Gila

Sewaktu saya bertugas jadi pengawas Ulangan Akir Semester ada siswa yang usil dan ketawa-ketawa. Setelah selesai ketawanya saya dekati dan saya tanya, mengapa ketawa mas? jawab siswa tersebut "tidak apa-apa pak" jawabnya dengan tegas. Tetapi ada siswa yang nyelethuk, "gila pak" semua siswa gerr... tertawa. Dengan spontan layaknya guru yang galak dan berwibawa semua siswa saya gertak "diam" ini baru tes (padahal suara saya cempreng seperti radio rusak), semua siswa diam dan mulai mengerjakan lagi atau pura-pura mengerjakan yang jelas semua siswa diam. Setelah suasananya tenang saya pikir-pikir benar juga ya" Orang gila itu tertawa tanpa sebab".

OTAKMU DIMANA???

Otakmu dimana?. Pertanyaan yang sadis dan meyakitkan hati.Walaupun kebanyakan orang belum membuktikkan otaknya di kepala,jika ada pertanyaan otakmu dimana? pasti tersinggung dan marah. Tetapi tidak berlaku pada diri saya sudah terbukti otak saya dikepala.Otak saya terbukti dikepala karena saya pernah dibedah kepala saya sehubungan dengan tumor di otak saya.
Di sekolah saya (SMP)ada aturan celana anak laki-laki harus di atas lutut dan rok perempuan di bawah lutut.Tetapi kenyataannya banyak siswa putra celananya di bawah lutut (dengkul).Berkali-kali guru BK (Bimbingan dan Konseling) mengingatkan bahwa pemakaian seragam terutama siswa putra tidak sesuai aturan dan ada yang sudah diberi sanksi tetapi ya masih diulang lagi. Pada suatu hari ada siswa yang celananya dibawah lutut oleh guru disuruh melipat dan diberi jarum serta benang untuk menjahitnya, tetapi kenyataannya keesok harinya dilepas lagi. Entah mengapa kok bisa begitu, saya sendiri juga tidak tahu pasti alasan siswa-siswa tersebut.
Saya hanya dapat berkomentar pad siswa : " Saya bisa memaklumi walaupun tidak bisa membenarkan siswa yang menggunakan celana dibawah dengkul, Mungkin kawatir kalau jatuh dengkulnya terluka dan gegar otak", memang otakku di dengkul pak tanya seorang siswa, jawabku "saya tidak tahu". Siswa tersebut nyengir, tertawa-tawa sambil pergi.

Rabu, 15 Juni 2011

TIDAK TAHU

Pada suatu saat, apel pagi di sekolahku, Kepala Sekolah memerintahkan kepada semua guru untuk merazia barang yang dibawa siswa ke sekolah. Barang yang tidak mendukung proses belajar silahkan diambil, perintah kepala sekolah. Saya sebagai guru yang sok kuasa menggeledah satu persatu tas siswa. Dan akhirnya saya ketemukan cairan putih di botol plastik yang saya tidak mengenali botol tersebut. Pikir saya ini cairan yang membahayakan. Tanpa ba bi bu langsung saya ambil botol tersebut. Setelah saya ambil ada teman guru yang mengatakan itu hanya air putih untuk minum pak, dengan malu-malu saya kembalikan ke tas siswa semula, sok tahu pikirku dalam diri sendiri. Memang kalau ingin tahu banyak, harus belajar dan mau bertanya kepada siapapun, jadi tidak sok tahu.

Sabar

Pada suatu sore, anak saya yang baru kelas 3 SD mengatakan pada saya " Pak saya disuruh bu guru membuat model pesawat terbang dari kardus bekas. Waduh mati aku saya belum pernah membuatnya, aku rasanya jengkel sekali. Saya bertanya pada anak saya : Lha bagaimana bu guru mengajarinya?. Bu guru tidak ngajari kok pak, jawab anakku dengan santai, saya tambah jengkel dan mengumpat sana-sini tidak karuan. Masih dengan jengkel, saya coba mencari model pesawat terbang di internet. Dan akhirnya ketemu gambar model pesawat terbang yang ku maksud dan saya print dan jengkelku agak berkurang. Dengan mantap bak super hero gambar tadi saya serahkan kepada anak saya, dan saya pikir masalah sudah selesai. Pak bagaimana cara membuatnya?? Tanya anakku. Modar aku, batinku, kejengkelanku timbul lagi bahkan semakin memuncak. " Sudah tidak usah buat saja dik, bentakku dengan suara marah. Yo jangan pak, besuk aku tidak dapat nilai dari bu guru, kata anakku. Ya sudah pak saya buate sendiri, kata anakku dengan suara lirih mungkin takut dengan bapaknya yang kelihatan marah. Akhirnya anak saya dengan sabar mengambil botol bekas kemasan minuman dan kardus bekas dikamar belakang, kebetulan di kamar belakang banyak botol dan kardus bekas, karena kami punya pekerjaan sampingan jualan sabun curah. Dengan sabar dan telaten, juga sambil ngantuk-ngantuk akhirnya pesawat terbang dari botol bekas dan kardus bekas jadi juga. Setelah itu anak saya pamitan saya, untuk tidur dan masuk kamarnya. Selang beberapa menit saya tengok ke kamarnya ternyata sudah tidur pulas. Saya jadi merenung : melakukan sesuatu dengan jengkel ternyata tidak menghasilkan apa-apa kecuali jengkel tadi. Sebaliknya melakukan sesuatu dengan tekun dan sabar pasti akan ada hasilnya. Kita para orang tua juga dapat belajar dari anak-anak kita yang masih kecil.

Selasa, 07 Juni 2011

Lebay

Suatu hari saya mengajar dikelas dengan serius, maklum pelajArannya matematika.Hampir semua siswa serius dan manggut-manggut mendengar penjelasan saya. Dalam suasana tenang dan cenderung siswa tegang ada seorang siswa dari kelas lain mengetuk pintu permisi dan minta masuk kelas tersebut. semua siswa terdiam hanya saya yang bicara "silahkan masuk" siswa dari kelas lain tadi masuk dan saya tanya ada apa mas?. "selamat siang pak" sambil mengulurkan tangan mengajak saya bersalaman dan siswa tadi mengatakan terima kasih pak terus pergi keluar kelas. Semua siswa yang ada di kelas ger...ger tertawa terbahak-bahak dan ada siswa yang berteriak sinting ada juga yang berteriak lebay. Saya pikir-pikir mengapa siswa tadi kok melakukan demikian, ternyata tadi pagi waktu apel pagi siswa diingatkan untuk senyum, sapa dan salam pada siapapun terutama guru. Memang senyum, sapa, salam itu sangat baik tetapi mestinya tidak berlebihan. TIDAK LEBAY.

Sabtu, 04 Juni 2011

KIPAS ANGIN

Pada suatu hari saya mengajar dikelas VIIIC, setelah saya masuk ruangan saya mendengar suara trek... trekk... trekk...saya merasa terganggu dengan suara tersebut. Saya minta tolong kepada salah satu siswa untuk mematikan kipas angin tersebut, pikir saya supaya pembelajaran tidak terganggu. Apa yang terjadi? Hampir semua siswa teriak seperti koor DPR RI "panas pak". Memang hari itu suhu di Muntilan sungguh panas, mungkin pengaruh erupsi Merapi beberapa waktu yang lalu. Lha terus piye? tanyaku. Biarkan kipas angine terus menyala pak jawab seorang siswa dengan suara lantang (api po menyala, batinku). Terus saya tanya lagi "apa tidak terganggu dengan suara itu?". ya terganggu pak jawabnya dengan suara lembek.

Akhirnya pembelajaran tetap berlangsung dengan suara trekk.. trekk...itu. Tetapi setelah berlangsung berhari-hari bahkan berminggu-minggu, saya merasa tidak terganggu, lalu saya tanya kepada siswa jawabnya sebagian besar siswa tidak terganggu. Saya pikir kok bisa ya???. Kalau kita mau jujur sebenarnya yang mengganggu suasana itu pikiran kita sendiri bukan lingkungan. Kemudian saya ingat pepatah jawa "witing tresno jalaran soko kulino", dan juga ingat bisa karena terbiasa. seperti ungkapan Stephen A Covey " Kebiasaan akan membentuk karakter.

Jumat, 03 Juni 2011

Bener tapi Kurang Ajar

Pada suatu saat saya pulang sekolah jalan kaki, tidak seperti biasa saya naik sepeda motor. Ditrotoar dekat sekolah ketemu dengan beberapa siswaku, karena melihat gurunya mereka langsung mendekat dan memberi salam. Selamat siang pak, satu-persatu bersalaman dan saya mengatakan selamat siang. Setelah selesai bersalaman seorang siswa diantara mereka bertanya pada saya " kok jalan pak? Iyo he arep mbrangkang isin jawabku dengan logat jawa yang medhok. Siswa yang bertanya tadi kaget dan terdiam sementara teman yang lain tertawa ngakak. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan dan tak pikir-pikir aku kurang ajar, tetapi memang aku benar, arep mbrangkang isin (akan merangkak malu). Saya terus ingat kata-kata pendampingku waktu jadi mahasiswa " Semua kebenaran tidak harus dikatakan, tetapi apa yang dikatakan harus suatu kebenaran.

Rabu, 01 Juni 2011

PANCASILA

Tanggal 1 Juni adalah hari kelahiran Pancasila. Sungguh ide yang cemerlang dari Bapak-bapak pendiri bangsa yang menetapkan pancasila sebagai Dasar Negara.Pancasila memang tidak hanya dimengerti tetapi nilai-nilainya harus dilaksanakan dalam kehidupan di masyarakat. Misalnya kehidupan yang didasari nilai-nilai Pancasila di pelosok tanah kelahiran saya. Rata-rata yang tinggal di tempat kelahiran saya adalah orang-orang tua yang tidak banyak mengeyam pendidikan formal. Anak-anak muda yang relatif berpendidikan rata-rata merantau diluar daerah. Kehidupan di daerah itu sungguh-sungguh bedasarkan nilai-nilai Pancasila, walaupun secara teori warga tidak banyak memahami Pancasila juga tidak tahu Pancasila lahir tanggal berapa.
Semua warga mempunyai keyakinan kepada Tuhan walaupun agama dan kepercayaanya berbeda-beda. Pada saat membangun Masjid dikerjakan secara bergotong royong baik penganut Islam maupun penganut yang lain, bahkan Panitia Pembangunan Masjid tersebut ada orang yang non muslim, begitu juga waktu membangun Kapel tempat ibadah orang Katolik. Hubungan warga satu dengan lainnya saling menghormati dan mendukung.
Warga juga bersatu dalam menghadapi berbagai masalah,Musyawarah berlangsung lancar dan beretika saling menghormati pendapat yang berbeda, keadilan juga sangat dijunjung tinggi didaerah itu.
Cerita ini sangat kontras sekali dengan kejadian secara umum di negara kita yang selalu diberitakan oleh media.Beda keyakinan diserang dan dihancurkan, berapa nyawa, fasilitas umum, rumah ibadah atas nama keyakinan dimusnahkan?. Berapa warga kecil yang dizalimi karena dituduh melakukan tindakan pidana? Berapa pejabat dan mantan pejabat yang bebas berlenggang plesiran keluar negeri walaupun sudah diputus salah oleh pengadilan karena korupsi?. Banyak kasus karena perbedaan akhirnya tidak kompak mencari penyelesaikan untuk kepetingan bangsa misalnya kasus PSSI, entah untuk kepentingan siapa.
Musyawarah di DPR yang menjadi tolok ukurnya demokrasi bangsa ini juga carut marut. Keadilan bagi warga yang miskin, tersingkir, terlupakan dan difabel dibajak oleh oknum-uknum penguasa.
Marilah Pancasila ini kita gunakan sebagai pijakan dalam bertindak dari rakyat biasa sampai pejabat-pejabat negara. Yakinlah bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang damai, sejahtera dan akan menjadi bangsa yang besar didunia.

KINI DAN DISINI

Banyak anak/siswa yang tidak tahu atau belum tahu waktu dan tempat untuk berbuat apa. Ada siswa yang sedang apel pagi malah belajar begitu sebaliknya kalau diberi kesempatan belajar sendiri baik di dalam maupun di luar kelas malah tidak belajar dengan baik ( ada yang cerita bahkan mainan. Kejadian seperti ini selalu di ingatkan tetapi juga selalu diulangi.
Jika waktu kapan dan tempat di mana harus melakukan apa tidak diperhatikan, maka akan menjadi orang sibuk yang tidak pernah habis kegiatannya dan menjadi tegang dan streeees.
Menjadi orang yang tidak merencanakan kegiatan dengan waktu dan tempatnya, hanya melakukan hal-hal yang mendadak. Padahal ada pepatah " Hanya orang gila yang bekerja tanpa rencana".
Sebaiknya anak/siswa diajari merencana kegiatan seperti yang dituliskan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya Seven Habbits yang menyatakan kita harus bekerja di kuadran III maksudnya adalah membuat rencana kegiatan yang penting tetapi tidak mendadak.

KRESEKISME

Menurut pak Budi Windarto paham kresekisme melanda masyarakat kita termasuk di sekolah, anak sekolah atau siswa kalau sedang apel pagi pasti terdengar suara disana-sini, tidak bisa diam mendengarkan yang disampaikan baik oleh temannya sendiri atau dari bapak ibu gurunya. Andaikan siswa yang berbicara atau bercerita terus dengan temannya yang dekat diminta untuk maju dan berbicara didepan teman-temannya maka tidak dapat berbunyi (ora sumbut) beraninya bicara dibalik masa kalau didepan masa tidak berani alias kucir.
Kresek adalah tas plastik yang ringan jika di pegang berbunyi kresek-kresek ( kedengaran bunyi tetapi tidak jelas apa maksudnya). Kresekisme hampir sama dengan suara gelombang radio yang tidak pas sehingga berbunyi tetapi tidak jelas bunyinya apa.
Dimasyarakat kita memang banyak penganut kresekisme, coba amati saja kegiatan arisan ibu-ibu, pertemuan RT bapak-bapak, pertemuan desa bahkan sampai rapat DPR.
Pendidikan mempunyai andil untuk membasmi paham kresekisme, atau paling tidak mengurangi. Siswa banyak diberi kesempatan berbicara didepan umum ( public speaking) misalnya : menyiapkan apel pagi, memberi renungan, menyampaikan hasil diskusi didepan kelas dan lain-lain. Tidak kalah pentingnya guru, orang tua dan orang dewasa memberikan teladan kepada anak.

Minggu, 22 Mei 2011

Kisruh kongres PSSI, Kado Busuk Bangsa

Menurut Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang juga ketua Dewan Pembina PSIM Yogya menyatakan kegagalan kongres PSSI menjadi kado busuk bagi Bangsa Indonesia di hari Kebangkitan Nasional yang ke 103.
Masih menurut Herry Kegagalan itu menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa kehilangan orientasi kebangsaan, kehilangan kepemimpinan yang mampu merajut kebersamaan cita-cita. Ini merupakan prestasi yang memalukan dan menjadi kado busuk bagi bangsa Indonesia di hari Kebangkitan Nasional. ( Kedaulatan Rakyat, Minggu Kliwon 22 Mei 2011).
Saya sendiri yang rakyat bawah pecinta sepak bola tidak habis pikir uang 2M hanya digunakan untuk pertunjukan interupsi, tunjuk jari, teriak, memaki dan saling menyalahkan. Logika sederhana saja tidak bisa menerima semua yang ikut kongres menyatakan akan membangun sepakbola Indonesia, ttapi kelakuannya seperti itu. BETUL kata pak walikota Yogya seperti anak-anak TK.
Jangan renggut kebanggaan rakyat Indonesia akan sepak bola, karena banyak pemimpin bangsa yang tidak bisa dibanggakan.
Tidak peduli kelompok 78, kelompok nurdin halid atau kelompok setanpun kalau mau menghancurkan sepak bola Indonesia musuhnya rakyat Indonesia. HIDUP SEPAK BOLA.

Kamis, 19 Mei 2011

Bangkit Bersama

Tanggal 20 Mei 2011 diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, kita sebagai anak bangsa Indonesia harus bangkit dari keterpurukan.Sebagai anak bangsa memang kita resah dengan kejadian-kejadian di republik ini. Berita tentang teroris, bom dimana-mana, NII, korupsi di lembaga-lembaga pemerintahan, amuk masa, orang kecil selalu menjadi sasaran ketidak adilan. Tetapi kita sebagai anak bangsa harus bangkit supaya bangsa kita yang kaya sumber alam ini menjadi bangsa yang besar dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang maju di dunia.