Sabtu, 06 Agustus 2011

BEDA

Pada saat aku masuk akan mengajar disuatu kelas, kok kelasnya agak gelap, pikirku, ternyata gorden jendela masih ditutup. Karena saya merasa gelap padahal diluar terik matahari sangat terang, maka saya minta gorden jendela di buka, "jangan pak!!!" jawaban serempak hampir semua siswa berteriak. Saya penasaran sebetulnya ada apa tho???
Akhirnya saya putuskan untuk menyibak sedikit gorden jendela supaya bisa melihat keluar, setelah gorden saya sibak sedikit dan melihat keluar, ada salah satu siswa yang berteriak, " Pak guru porno", setelah saya melihat sebentar keluar kelas gorden saya tutup kembali. OOO itu yang dianggap porno oleh anak-anak, ternyata diluar ada jemuran pakaian dan maaf ada juga pakaian dalam.
Sebenarnya bagi saya melihat seperti itu sudah biasa karena saya tinggal di perumahan yang tipenya kecil-kecil sehingga tiap hari kalau menjemur pakaian di pinggir gang depan rumah.
Saya baru sadar ternyata sesuatu yang sama dapat dimaknai lain oleh orang yang berbeda.
Kita memang diciptakan Tuhan berbeda adanya, tetapi dengan berbeda kita akan hidup serasi, bagai gelas dan tutupnya.

IRIT atau PELIT

Ada teman yang mengatakan irit dengan pelit itu berdekatan atau batasnya tipis, orang yang irit cenderung pelit. Menurut saya irit lebih pada diri sendiri, sedangkan pelit berhubungan dengan orang lain.
Hidup irit boleh dikatakan hidup sederhana, bersahaja, tidak berlebihan. Misalnya kita pergi kekantor dapat ditempuh dengan jalan kaki dan tidakk ada halangan yang berarti maka tidak usah pakai mobil walaupun kita punya. Kita masih bisa mengguanakan kertas yang sebaliknya kosong maka kertas tersebut jangan dibuang.
Kalau pelit, misalnya ada pengemis yang membutuhkan dan minta kepada kita, kita jawab tidak punya padahal punya.
Kalau orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah baru dan berpura-pura jadi orang miskin padahal kaya, pelit itu namanya. Jika uang sekolah anaknya naik, misalnya 10 ribu rupiah per bulan padahal ini sudah sesuai dengan kebutuhan di sekolah, orang tua protes. Sementara orang tua untuk membeli rokok meningkat 50 ribu per bulan, bisa beli atau orang tua males nganter anaknya ke sekolah dan disuruh naik becak pulang pergi 8 ribu rupiah per hari, juga bisa bayar, orang ini juga pelit.
Bisa saja kita hidup irit tapi tidak pelit.

Bahasa Jawa

Pada tanggal 6 Juni 2011 saya mendapat tugas mengawasi ulangan kenaikan kelas (UKK) kelas VII dan VIII mata pelajaran bahasa Jawa. Mata pelajaran bahasa Jawa yang merupakan muatan lokal propinsi Jawa Tengah dirasakan cukup berat oleh sebagian siswa, maklum saja anak-anak ini berasal dari luar Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta yang pada waktu sekolah di SD tidak ada bahasa Jawa.
Sebagian besar dari anak diluar Jawa Tengah dan DIY ini ogah-ogahan, males dan tidak punya semangat. Bahkan ada yang waktunya baru berjalan 15 menit dari 90 menit yang disediakan sudah tidur-tiduran. Tetapi ada satu siswi yang mungkin berasal dari daerah Indonesia timur ( dilihat dari kulit dan rambutnya) saya lihat berusaha dengan keras sampai waktunya kurang dari 10 menit menjelang 90 menit.
Saya mendekati siswa tersebut dan saya coba lihat hasil pekerjaannya dan juga saya lihat soalnya ternyata jawabannya banyak yang benar, menurut saya ( saya bukan guru bahasa Jawa, tetapi saya orang Jawa dan keseharian berbahasa Jawa )
Setelah bel tanda waktu mengerjakan habis saya tanya kepada siswi tersebut, bisa tidak mbak?? jawabnya : "yang penting berusaha pak", masalah hasil dipikirkan belakangan. Sungguh jawaban yang hebat, pikirku. Bukankah dalam hidup ini yang penting berusaha??. Masalah hasil, memang harapanya baik, tetapi kalau hasilnya tidak baik itu sebagai pengalaman dan kita harus mawas diri serta berusaha lagi.
Sebagai manusia sebaiknya kita berusaha dan mempunyai harapan, tetapi hasil apapun patut kita syukuri dan diambil hikmahnya dan selalu pasrah pada Tuhan.