Jumat, 17 Juni 2011

Gila

Sewaktu saya bertugas jadi pengawas Ulangan Akir Semester ada siswa yang usil dan ketawa-ketawa. Setelah selesai ketawanya saya dekati dan saya tanya, mengapa ketawa mas? jawab siswa tersebut "tidak apa-apa pak" jawabnya dengan tegas. Tetapi ada siswa yang nyelethuk, "gila pak" semua siswa gerr... tertawa. Dengan spontan layaknya guru yang galak dan berwibawa semua siswa saya gertak "diam" ini baru tes (padahal suara saya cempreng seperti radio rusak), semua siswa diam dan mulai mengerjakan lagi atau pura-pura mengerjakan yang jelas semua siswa diam. Setelah suasananya tenang saya pikir-pikir benar juga ya" Orang gila itu tertawa tanpa sebab".

OTAKMU DIMANA???

Otakmu dimana?. Pertanyaan yang sadis dan meyakitkan hati.Walaupun kebanyakan orang belum membuktikkan otaknya di kepala,jika ada pertanyaan otakmu dimana? pasti tersinggung dan marah. Tetapi tidak berlaku pada diri saya sudah terbukti otak saya dikepala.Otak saya terbukti dikepala karena saya pernah dibedah kepala saya sehubungan dengan tumor di otak saya.
Di sekolah saya (SMP)ada aturan celana anak laki-laki harus di atas lutut dan rok perempuan di bawah lutut.Tetapi kenyataannya banyak siswa putra celananya di bawah lutut (dengkul).Berkali-kali guru BK (Bimbingan dan Konseling) mengingatkan bahwa pemakaian seragam terutama siswa putra tidak sesuai aturan dan ada yang sudah diberi sanksi tetapi ya masih diulang lagi. Pada suatu hari ada siswa yang celananya dibawah lutut oleh guru disuruh melipat dan diberi jarum serta benang untuk menjahitnya, tetapi kenyataannya keesok harinya dilepas lagi. Entah mengapa kok bisa begitu, saya sendiri juga tidak tahu pasti alasan siswa-siswa tersebut.
Saya hanya dapat berkomentar pad siswa : " Saya bisa memaklumi walaupun tidak bisa membenarkan siswa yang menggunakan celana dibawah dengkul, Mungkin kawatir kalau jatuh dengkulnya terluka dan gegar otak", memang otakku di dengkul pak tanya seorang siswa, jawabku "saya tidak tahu". Siswa tersebut nyengir, tertawa-tawa sambil pergi.

Rabu, 15 Juni 2011

TIDAK TAHU

Pada suatu saat, apel pagi di sekolahku, Kepala Sekolah memerintahkan kepada semua guru untuk merazia barang yang dibawa siswa ke sekolah. Barang yang tidak mendukung proses belajar silahkan diambil, perintah kepala sekolah. Saya sebagai guru yang sok kuasa menggeledah satu persatu tas siswa. Dan akhirnya saya ketemukan cairan putih di botol plastik yang saya tidak mengenali botol tersebut. Pikir saya ini cairan yang membahayakan. Tanpa ba bi bu langsung saya ambil botol tersebut. Setelah saya ambil ada teman guru yang mengatakan itu hanya air putih untuk minum pak, dengan malu-malu saya kembalikan ke tas siswa semula, sok tahu pikirku dalam diri sendiri. Memang kalau ingin tahu banyak, harus belajar dan mau bertanya kepada siapapun, jadi tidak sok tahu.

Sabar

Pada suatu sore, anak saya yang baru kelas 3 SD mengatakan pada saya " Pak saya disuruh bu guru membuat model pesawat terbang dari kardus bekas. Waduh mati aku saya belum pernah membuatnya, aku rasanya jengkel sekali. Saya bertanya pada anak saya : Lha bagaimana bu guru mengajarinya?. Bu guru tidak ngajari kok pak, jawab anakku dengan santai, saya tambah jengkel dan mengumpat sana-sini tidak karuan. Masih dengan jengkel, saya coba mencari model pesawat terbang di internet. Dan akhirnya ketemu gambar model pesawat terbang yang ku maksud dan saya print dan jengkelku agak berkurang. Dengan mantap bak super hero gambar tadi saya serahkan kepada anak saya, dan saya pikir masalah sudah selesai. Pak bagaimana cara membuatnya?? Tanya anakku. Modar aku, batinku, kejengkelanku timbul lagi bahkan semakin memuncak. " Sudah tidak usah buat saja dik, bentakku dengan suara marah. Yo jangan pak, besuk aku tidak dapat nilai dari bu guru, kata anakku. Ya sudah pak saya buate sendiri, kata anakku dengan suara lirih mungkin takut dengan bapaknya yang kelihatan marah. Akhirnya anak saya dengan sabar mengambil botol bekas kemasan minuman dan kardus bekas dikamar belakang, kebetulan di kamar belakang banyak botol dan kardus bekas, karena kami punya pekerjaan sampingan jualan sabun curah. Dengan sabar dan telaten, juga sambil ngantuk-ngantuk akhirnya pesawat terbang dari botol bekas dan kardus bekas jadi juga. Setelah itu anak saya pamitan saya, untuk tidur dan masuk kamarnya. Selang beberapa menit saya tengok ke kamarnya ternyata sudah tidur pulas. Saya jadi merenung : melakukan sesuatu dengan jengkel ternyata tidak menghasilkan apa-apa kecuali jengkel tadi. Sebaliknya melakukan sesuatu dengan tekun dan sabar pasti akan ada hasilnya. Kita para orang tua juga dapat belajar dari anak-anak kita yang masih kecil.

Selasa, 07 Juni 2011

Lebay

Suatu hari saya mengajar dikelas dengan serius, maklum pelajArannya matematika.Hampir semua siswa serius dan manggut-manggut mendengar penjelasan saya. Dalam suasana tenang dan cenderung siswa tegang ada seorang siswa dari kelas lain mengetuk pintu permisi dan minta masuk kelas tersebut. semua siswa terdiam hanya saya yang bicara "silahkan masuk" siswa dari kelas lain tadi masuk dan saya tanya ada apa mas?. "selamat siang pak" sambil mengulurkan tangan mengajak saya bersalaman dan siswa tadi mengatakan terima kasih pak terus pergi keluar kelas. Semua siswa yang ada di kelas ger...ger tertawa terbahak-bahak dan ada siswa yang berteriak sinting ada juga yang berteriak lebay. Saya pikir-pikir mengapa siswa tadi kok melakukan demikian, ternyata tadi pagi waktu apel pagi siswa diingatkan untuk senyum, sapa dan salam pada siapapun terutama guru. Memang senyum, sapa, salam itu sangat baik tetapi mestinya tidak berlebihan. TIDAK LEBAY.

Sabtu, 04 Juni 2011

KIPAS ANGIN

Pada suatu hari saya mengajar dikelas VIIIC, setelah saya masuk ruangan saya mendengar suara trek... trekk... trekk...saya merasa terganggu dengan suara tersebut. Saya minta tolong kepada salah satu siswa untuk mematikan kipas angin tersebut, pikir saya supaya pembelajaran tidak terganggu. Apa yang terjadi? Hampir semua siswa teriak seperti koor DPR RI "panas pak". Memang hari itu suhu di Muntilan sungguh panas, mungkin pengaruh erupsi Merapi beberapa waktu yang lalu. Lha terus piye? tanyaku. Biarkan kipas angine terus menyala pak jawab seorang siswa dengan suara lantang (api po menyala, batinku). Terus saya tanya lagi "apa tidak terganggu dengan suara itu?". ya terganggu pak jawabnya dengan suara lembek.

Akhirnya pembelajaran tetap berlangsung dengan suara trekk.. trekk...itu. Tetapi setelah berlangsung berhari-hari bahkan berminggu-minggu, saya merasa tidak terganggu, lalu saya tanya kepada siswa jawabnya sebagian besar siswa tidak terganggu. Saya pikir kok bisa ya???. Kalau kita mau jujur sebenarnya yang mengganggu suasana itu pikiran kita sendiri bukan lingkungan. Kemudian saya ingat pepatah jawa "witing tresno jalaran soko kulino", dan juga ingat bisa karena terbiasa. seperti ungkapan Stephen A Covey " Kebiasaan akan membentuk karakter.

Jumat, 03 Juni 2011

Bener tapi Kurang Ajar

Pada suatu saat saya pulang sekolah jalan kaki, tidak seperti biasa saya naik sepeda motor. Ditrotoar dekat sekolah ketemu dengan beberapa siswaku, karena melihat gurunya mereka langsung mendekat dan memberi salam. Selamat siang pak, satu-persatu bersalaman dan saya mengatakan selamat siang. Setelah selesai bersalaman seorang siswa diantara mereka bertanya pada saya " kok jalan pak? Iyo he arep mbrangkang isin jawabku dengan logat jawa yang medhok. Siswa yang bertanya tadi kaget dan terdiam sementara teman yang lain tertawa ngakak. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan dan tak pikir-pikir aku kurang ajar, tetapi memang aku benar, arep mbrangkang isin (akan merangkak malu). Saya terus ingat kata-kata pendampingku waktu jadi mahasiswa " Semua kebenaran tidak harus dikatakan, tetapi apa yang dikatakan harus suatu kebenaran.

Rabu, 01 Juni 2011

PANCASILA

Tanggal 1 Juni adalah hari kelahiran Pancasila. Sungguh ide yang cemerlang dari Bapak-bapak pendiri bangsa yang menetapkan pancasila sebagai Dasar Negara.Pancasila memang tidak hanya dimengerti tetapi nilai-nilainya harus dilaksanakan dalam kehidupan di masyarakat. Misalnya kehidupan yang didasari nilai-nilai Pancasila di pelosok tanah kelahiran saya. Rata-rata yang tinggal di tempat kelahiran saya adalah orang-orang tua yang tidak banyak mengeyam pendidikan formal. Anak-anak muda yang relatif berpendidikan rata-rata merantau diluar daerah. Kehidupan di daerah itu sungguh-sungguh bedasarkan nilai-nilai Pancasila, walaupun secara teori warga tidak banyak memahami Pancasila juga tidak tahu Pancasila lahir tanggal berapa.
Semua warga mempunyai keyakinan kepada Tuhan walaupun agama dan kepercayaanya berbeda-beda. Pada saat membangun Masjid dikerjakan secara bergotong royong baik penganut Islam maupun penganut yang lain, bahkan Panitia Pembangunan Masjid tersebut ada orang yang non muslim, begitu juga waktu membangun Kapel tempat ibadah orang Katolik. Hubungan warga satu dengan lainnya saling menghormati dan mendukung.
Warga juga bersatu dalam menghadapi berbagai masalah,Musyawarah berlangsung lancar dan beretika saling menghormati pendapat yang berbeda, keadilan juga sangat dijunjung tinggi didaerah itu.
Cerita ini sangat kontras sekali dengan kejadian secara umum di negara kita yang selalu diberitakan oleh media.Beda keyakinan diserang dan dihancurkan, berapa nyawa, fasilitas umum, rumah ibadah atas nama keyakinan dimusnahkan?. Berapa warga kecil yang dizalimi karena dituduh melakukan tindakan pidana? Berapa pejabat dan mantan pejabat yang bebas berlenggang plesiran keluar negeri walaupun sudah diputus salah oleh pengadilan karena korupsi?. Banyak kasus karena perbedaan akhirnya tidak kompak mencari penyelesaikan untuk kepetingan bangsa misalnya kasus PSSI, entah untuk kepentingan siapa.
Musyawarah di DPR yang menjadi tolok ukurnya demokrasi bangsa ini juga carut marut. Keadilan bagi warga yang miskin, tersingkir, terlupakan dan difabel dibajak oleh oknum-uknum penguasa.
Marilah Pancasila ini kita gunakan sebagai pijakan dalam bertindak dari rakyat biasa sampai pejabat-pejabat negara. Yakinlah bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang damai, sejahtera dan akan menjadi bangsa yang besar didunia.

KINI DAN DISINI

Banyak anak/siswa yang tidak tahu atau belum tahu waktu dan tempat untuk berbuat apa. Ada siswa yang sedang apel pagi malah belajar begitu sebaliknya kalau diberi kesempatan belajar sendiri baik di dalam maupun di luar kelas malah tidak belajar dengan baik ( ada yang cerita bahkan mainan. Kejadian seperti ini selalu di ingatkan tetapi juga selalu diulangi.
Jika waktu kapan dan tempat di mana harus melakukan apa tidak diperhatikan, maka akan menjadi orang sibuk yang tidak pernah habis kegiatannya dan menjadi tegang dan streeees.
Menjadi orang yang tidak merencanakan kegiatan dengan waktu dan tempatnya, hanya melakukan hal-hal yang mendadak. Padahal ada pepatah " Hanya orang gila yang bekerja tanpa rencana".
Sebaiknya anak/siswa diajari merencana kegiatan seperti yang dituliskan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya Seven Habbits yang menyatakan kita harus bekerja di kuadran III maksudnya adalah membuat rencana kegiatan yang penting tetapi tidak mendadak.

KRESEKISME

Menurut pak Budi Windarto paham kresekisme melanda masyarakat kita termasuk di sekolah, anak sekolah atau siswa kalau sedang apel pagi pasti terdengar suara disana-sini, tidak bisa diam mendengarkan yang disampaikan baik oleh temannya sendiri atau dari bapak ibu gurunya. Andaikan siswa yang berbicara atau bercerita terus dengan temannya yang dekat diminta untuk maju dan berbicara didepan teman-temannya maka tidak dapat berbunyi (ora sumbut) beraninya bicara dibalik masa kalau didepan masa tidak berani alias kucir.
Kresek adalah tas plastik yang ringan jika di pegang berbunyi kresek-kresek ( kedengaran bunyi tetapi tidak jelas apa maksudnya). Kresekisme hampir sama dengan suara gelombang radio yang tidak pas sehingga berbunyi tetapi tidak jelas bunyinya apa.
Dimasyarakat kita memang banyak penganut kresekisme, coba amati saja kegiatan arisan ibu-ibu, pertemuan RT bapak-bapak, pertemuan desa bahkan sampai rapat DPR.
Pendidikan mempunyai andil untuk membasmi paham kresekisme, atau paling tidak mengurangi. Siswa banyak diberi kesempatan berbicara didepan umum ( public speaking) misalnya : menyiapkan apel pagi, memberi renungan, menyampaikan hasil diskusi didepan kelas dan lain-lain. Tidak kalah pentingnya guru, orang tua dan orang dewasa memberikan teladan kepada anak.