Rabu, 15 Juni 2011

Sabar

Pada suatu sore, anak saya yang baru kelas 3 SD mengatakan pada saya " Pak saya disuruh bu guru membuat model pesawat terbang dari kardus bekas. Waduh mati aku saya belum pernah membuatnya, aku rasanya jengkel sekali. Saya bertanya pada anak saya : Lha bagaimana bu guru mengajarinya?. Bu guru tidak ngajari kok pak, jawab anakku dengan santai, saya tambah jengkel dan mengumpat sana-sini tidak karuan. Masih dengan jengkel, saya coba mencari model pesawat terbang di internet. Dan akhirnya ketemu gambar model pesawat terbang yang ku maksud dan saya print dan jengkelku agak berkurang. Dengan mantap bak super hero gambar tadi saya serahkan kepada anak saya, dan saya pikir masalah sudah selesai. Pak bagaimana cara membuatnya?? Tanya anakku. Modar aku, batinku, kejengkelanku timbul lagi bahkan semakin memuncak. " Sudah tidak usah buat saja dik, bentakku dengan suara marah. Yo jangan pak, besuk aku tidak dapat nilai dari bu guru, kata anakku. Ya sudah pak saya buate sendiri, kata anakku dengan suara lirih mungkin takut dengan bapaknya yang kelihatan marah. Akhirnya anak saya dengan sabar mengambil botol bekas kemasan minuman dan kardus bekas dikamar belakang, kebetulan di kamar belakang banyak botol dan kardus bekas, karena kami punya pekerjaan sampingan jualan sabun curah. Dengan sabar dan telaten, juga sambil ngantuk-ngantuk akhirnya pesawat terbang dari botol bekas dan kardus bekas jadi juga. Setelah itu anak saya pamitan saya, untuk tidur dan masuk kamarnya. Selang beberapa menit saya tengok ke kamarnya ternyata sudah tidur pulas. Saya jadi merenung : melakukan sesuatu dengan jengkel ternyata tidak menghasilkan apa-apa kecuali jengkel tadi. Sebaliknya melakukan sesuatu dengan tekun dan sabar pasti akan ada hasilnya. Kita para orang tua juga dapat belajar dari anak-anak kita yang masih kecil.

Tidak ada komentar: